Surabaya - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menerima kunjungan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Olivier Zehnder di Gedung Negara Grahadi pada Kamis, (22/2).
Di pertemuan ini, keduanya membahas penguatan kerjasama yang sudah terjalin di bidang ekomoni serta membahas potensi-potensi perdagangan dan investasi yang bisa ditingkatkan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Swiss.
Adhy mengatakan, kerjasama dengan luar negeri, baik institusi pemerintah maupun lembaga internasional memiliki fungsi yang strategis. Utamanya, dalam memberikan dukungan kebijakan pembangunan dan mempererat hubungan masyarakat kedua belah pihak.
Pertemuan siang ini merupakan momentum menguatkan hubungan antara Provinsi Jatim dengan Swiss serta masyarakat kedua wilayah. Saya berharap program kerjasama dan hubungan perekonomian Jatim dan Swiss semakin meningkat dan memberikan kemanfaatan besar di masa mendatang,kata Adhy.
Adhy menyampaikan, peluang mengembangkan kerjasama di investasi selaras dengan apa yang dilakukan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Yang mana pada tanggal 16 Desember 2018, Menteri Perdagangan RI dan menteri negara-negara di European Free Trade Association (EFTA) menandatangani perjanjian Indonesia - EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA).
Persetujuan IE CEPA, kata Adhy, merupakan persetujuan dagang pertama Indonesia dengan negara-negara di benua eropa.
Dengan adanya IE-CEPA, EFTA diharapkan menjadi pintu masuk meningkatkan akses perdagangan barang jasa serta mendorong investasi Indonesia khususnya Jawa Timur.
Dengan adanya IE-CEPA, EFTA diharapkan menjadi pintu masuk meningkatkan akses perdagangan barang jasa serta mendorong investasi Indonesia khususnya Jawa Timur.
Mengingat saat ini Jatim dan Swiss sudah melakukan kerjasama dan akan semakin kuat hubungan bilateral melalui IE-CEPA di sektor ekonomi serta perdagangan, tuturnya.
Melalui kerjasama di bidang ekonomi khususnya investasi, Adhy mengatakan sektor perekonomian di Jatim terus melaju. Berdasarkan data PUSDATIN Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, tercatat mulai tahun 2019 sampai 2023, neraca perdagangan Provinsi Jatim dan Swiss nilainya surplus bagi Jatim senilai US$ 49,3 juta.
Surplus tersebut tidak lepas dari nilai ekspor dan impor kedua negara. Pada agustus 2023, nilai ekspor Jatim ke Swiss mencapai US$ 82,32 juta. Beberapa komoditas non migas yang dibawa Jatim ke Swiss berupa perhiasan, permata, perkakas, kendaraan dan bagiannya, mainan, berbagai makanan olahan, kain perca, alas kaki, kayu dan barang dari kayu serta perabot.
Sedangkan nilai impor Swiss ke Jatim senilai US$ 33,05 juta dengan membawa komoditas berupa mesin pesawat mekanik, buku dan barang cetakan, bahan kimia organik, olahan dari tepung, tembakau, produk industri farmasi dan perangkat optik, imbuhnya.
Kerjasama kedua negara turut menghasilkan nilai investasi yang baik. Swiss yang berada di urutan ke 10 dengan nilai investasi senilai US$ 551,7 juta mencatatkan 30 perusahaannya bercokol di Jatim.
Sembilan bidang usaha di 11 Kabupaten Kota yang ada di Jatim masing-masing bergerak di bidang industri makanan, industri logam dasar, industri kimia dan farmasi, perdagangan dan reparasi serta transportasi, gudang dan komunikasi.
Melihat potensi investasi yang baik dari Jatim, Adhy menawarkan kepada Dubes Swiss, dua kawasan ekonomi khusus (KEK) dan lima kawasan industri yang tersebar di beberapa daerah untuk mengakomodir kebutuhan dari calon investor dan para pengusaha.
Melihat potensi investasi yang baik dari Jatim, Adhy menawarkan kepada Dubes Swiss, dua kawasan ekonomi khusus (KEK) dan lima kawasan industri yang tersebar di beberapa daerah untuk mengakomodir kebutuhan dari calon investor dan para pengusaha.
Diantaranya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Kabupaten Pasuruan, Safe n Lock di Kabupaten Sidoarjo, Halal Industrial Park Sidoarjo, Kawasan Industri di Kabupaten Tuban, Sidoarjo, Rangkah Industrial Estate (SIRIE) di Kabupaten Sidoarjo.
Berbagai potensi dan peluang serta kemudahan berusaha ditawarkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang didukung dengan iklim usaha yang kondusif," jelasnya.
Adapun, kerjasama antara Jatim dan Swiss berlangsung cukup lama. Tercatat secara year on year, kondisi ekonomi Jatim triwulan III tahun 2023 terhadap triwulan III tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,86 persen.
Adapun, kerjasama antara Jatim dan Swiss berlangsung cukup lama. Tercatat secara year on year, kondisi ekonomi Jatim triwulan III tahun 2023 terhadap triwulan III tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,86 persen.
Semua lapangan usaha mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali lapangan usaha, administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib," kata Adhy.
Sementara pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2023 dibandingkan triwulan II tahun 2023 secara quartal to quartal, mengalami pertumbuhan sebesar 1,79 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 16,79 persen.
Sisanya lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan besar - ecer, reparasi mobil dan sepeda motor yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 1,46 persen dan 2,23 persen, tandasnya.
Sementara itu, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Olivier Zehnder mengucapkan terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi.
Menurutnya, Surabaya memiliki ekonomi terkuat di Indonesia.
Menurutnya, Surabaya memiliki ekonomi terkuat di Indonesia.
Sehingga dalam pertemuan ini akan mengembangkan lebih jauh kerjasama di bidang ekonomi antara Jatim dengan perusahaan Swiss yang ada di Surabaya serta berbicara dengan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) mengenai potensi-potensi kerjasama yang akan dibangun ke depannya.
Akan dilakukan pembahasaan lebih dalam untuk mengembangkan kerjasama yang lebih baik. Mengingat Surabaya khususnya secara luas Jawa Timur memiliki kekuatan dan ada beberapa sektor yang bisa dikerjasamakan antara Swiss dan Jatim ke depannya, pungkasnya. (*)