ragamjatim.id - Dinas Perkebunan Jawa Timur memperkirakan tren kebutuhan komoditas gula menjelang lebaran 2024 ini akan mengalami peningkatan hingga 10% - 20% dari rata-rata kebutuhan normal.
Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Heru Suseno mengatakan rata-rata kebutuhan gula di Jatim pada hari normal sekitar 26.000 ton/bulan. Harganya pun diperkirakan akan ada peningkatan mengikuti biaya pokok produksinya.
“Saat ini biaya pokok produksi tebu sedang menunggu persetujuan dari pusat, sebab subsidi pupuk untuk komoditas tebu tidak terlalu banyak, karena yang diutamakan untuk tanaman pangan. Sejauh ini petani tidak mengeluhkan harga tebu,” katanya, Jumat (22/3/2024).
Berdasarkan data taksasi Desember, produksi tebu di Jawa Timur tahun ini diperkirakan akan mencapai 15.929.008 ton dan mengahasilkan 1.194.971 ton gula.
Produktivitas tebu diprediksi sebesar 70,61 ton/ha karena masih terdampak El Nino pada tahun lalu yang menyebabkan produktivitas tebu belum bisa maksimal.
“Namun rendemen gula diestimasikan dapat optimis pada angka 7,5% dengan menunggu tebu pada waktu kemasakan optimal sehingga dapat meningkatkan produksi gula,” imbuh Heru..
Ia menambahkan, pada produksi gula tahun ini dijadwalkan Pabrik Gula (PG) akan mulai proses giling tebu pada Mei 2024 dan ada yang mulai Juni 2024 untuk memaksimalkan fase kemasakan tebu mengingat kondisi iklim yang saat ini masih hujan.
Adapun stok Gula Kristal Putih (GKP) di Jatim saat ini mengatakan mencapai 191.191 ton. Dari jumlah itu sebanyak 23.475 ton disimpan oleh petani, dan 158.692 ton ada di pedagang, serta 5.043 ton berada di pabrik. Sedangkan raw sugar yang belum diolah ada sebanyak 75.020,5 ton.
Sementara itu PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula mendapat target peningkatan produksi gula kristal putih (GKP) hingga 2,2 juta ton pada 2028.
Target tersebut sejalan dengan implementasi Peraturan Presiden (Perpres) 40/2023 dalam meningkatkan target perluasan area tanam tebu hingga 179.000 ha guna mewujudkan swasembada gula.
Direktur Utama SGN, Aris Toharisman mengatakan, saat ini SGN sendiri juga terlibat dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangan, Energi dan Kehutanan di Merauke sebagai bagian dari upaya pencapaian swasembada gula nasional.
“SGN bersama P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia) telah memulai uji adaptasi varietas tebu unggul di sana sejak Desember 2023. Rencananya lebih dari 1 juta ha lahan di Merauke akan dijadikan kebun tebu,” ujarnya.
Mulai tahun ini pun, lanjut Aris, SGN akan mengelola lahan HGU (Hak Guna Usaha) eks PTPN XIV di Sulawesi. Ada sekitar 11.000-an ha lahan yang akan digarap secara bertahap.