Apa kata Prof. Farouk, guru besar UGM dan Kritikus sastra ikhwal buku puisi “Pacul Berdarah” karya Wina Armada Sukardi?
Puisi “Pacul,” menggambarkan posisi manusia yang sedang berada dalam situasi antara hidup dengan mati, yaitu ketika pacul yang begitu tajam, “menempel di tengkukku”. Ruang perbatasan antara hidup dengan mati tersebut membawa “aku” dari masa kini ke masa lalu, ke dalam sejarah pembantaian manusia yang di dalamnya ia terlibat. Ruang liminal itu sekaligus mengantarnya ke batas antara “mimpi” dengan kenyataan. (*)