Tradisi Damar Kurung yang khas dari Kabupaten Gresik dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 masa Sunan Prapen, saat ini masih berpotensi untuk dilestarikan dan menjadi warisan budaya lokal. Berangkat dari tujuan untuk melestarikan potensi warisan budaya lokal itulah, tercipta suatu gerakan bernama Gerakan Satu Rumah Satu (G1R1) Damar Kurung yang berlokasi di Jalan Panglima Sudirman Gang 2A, Nomor 6L, Sidokumpul, Kabupaten Gresik.
Damar Kurung, adalah sebuah lampion yang terbuat dari kayu berbentuk segi empat dan dilapisi kertas yang berhiaskan lukisan atau gambar bercerita. Dalam gambar tersebut menceritakan tentang aktifitas keseharian, tradisi, budaya dan merekamnya kedalam bentuk visual dua dimensi. Arti Damar Kurung sendiri adalah Damar (cahaya) dan Kurung (kurungan) yang berarti cahaya yang dikurung oleh lukisan atau gambar yang bercerita.
Setelah abad ke-16, damar kurung dipopulerkan kembali oleh Mbah Masmundari, beliau adalah maestro sekaligus pengerajin Damar Kurung. Damar Kurung telah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda nasional yang berasal dari Kota Gresik sejak tahun 2017.
Sepeninggal Mbah Masmundari, secara perlahan ketertarikan masyarakat terhadap Damar Kurung semakin berkurang, apalagi ditambah dengan percepatan teknologi yang membuat Damar Kurung semakin lama semakin kurang diminati. Oleh karena itu, G1R1 damar kurung Gresik terus berusaha dan berjuang agar damar kurung semakin berkembang agar tidak hanya menjadi sebuah sejarah.
Salah satu pengrajin Damar Kurung Gresik, Muhammad Anhar Chusnani, saat dikonfirmasi pada Jumat (27/9/2024) menjelaskan, alur cerita pada keempat sisi gambar Damar Kurung itu sifatnya maju seperti aktivitas sehari-hari. Diterangkannya, cara baca gambar pada tiap sisi damar kurung memiliki metode sendiri sesuai alur cerita pada gambar.
"Kalau sifatnya profan bukan religius, cara bacanya searah dengan jarum jam, semisal kayak kegiatan profan, seperti Agustus-an itu diputar searah jarum jam, mulai sisi satu, sisi dua, sisi tiga, sisi empat," jelas Anhar.
Lebih lanjut, Anhar menyampaikan, sedangkan kalau gambar pada damar kurung itu sifatnya religi, seperti yang di pasang saat aktivitas di bulan Ramadan terawih, atau Idulfitri, ziarah ke makam itu kan sifatnya spiritual. Maka, cara bacanya mulai dari sisi satu, itu berlawanan dengan arah jarum jam
"Sehingga diputarnya itu ke balik dari sisi profan tadi, berputarnya itu terbalik. Jadi, seperti baca Quran dari kanan ke kiri, tidak asal pokok bergambar tapi ada maknanya," ujarnya.
Mengingat karakter gambar di damar kurung biasanya menghadap samping, Anhar menjelaskan, bahwa alasan akan hal itu supaya tidak menyerupai makhluk ciptaan tuhan.
"Kan kalau menghadap samping, matanya satu. Makanya rata-rata wayang kayak ini semuanya menghadap ke samping supaya dia tidak menyerupai ciptaan tuhan. Kecuali kalau itu makhluk-makhluk astral, baru bisa menghadap ke depan, jadi kayak gambar-gambar setan Itu bisa menghadap ke depan," jelas Anhar.
Anhar menuturkan, gerakan G1R1 Damar Kurung Gresik ini merupakan suatu wadah dengan bentuk komunitas yang tujuannya paling tidak minimal, satu rumah itu bisa memasang satu Damar Kurung.
"Supaya gerakan damar kurung ini lebih masif. Kan untuk kota Gresik sendiri, Damar Kurung menjadi budaya khas yang sudah diakui sebagai sejak tahun 2017 Kalau nggak gini nanti lama kelamaan akan meredup, kita cari generasi muda dan ajari mereka cara menggambar yang baik dan benar supaya mereka terus berjalan Gerakannya untuk Gresik Damar Kurung," tuturnya.
Saat ini, Anhar mengungkapkan, Gresik Damar Kurung ada tiga program yang dijalankan. Pertama, program edukasi ke sekolah-sekolah yang mengajarkan anak-anak cara-cara menggambar untuk damar kurung.
"Terus yang kedua itu ekonomi kreatif Seperti dari produk turunan ya, mulai dari lampion, gantungan kunci, kaos, tas dan lain-lain. Dan ketiga, ada program pemberdayaan yang merekrut tenaga-tenaga lokal untuk dikumpulkan jadi satu untuk pemasaran dan dijual," ungkapnya.
Melalui gerakan ini, Anhar berharap, banyak masyarakat yang minat dan ikut melestarikan tradisi damar kurung. "Semoga pergerakan ini bisa lebih masifx dan semoga suatu saat ini Damar Kurung bisa diakui sampai level UNESCO," harap Anhar.
@Ragam Jatim
0Komentar