Dengan julukan sebagai Kota Pahlawan, Surabaya memiliki banyak situs bersejarah yang menggambarkan perjuangan dan perjalanan panjang bangsa. Situs-situs ini bisa kamu kunjungi untuk napak tilas perjuangan masa lalu di Hari Pahlawan.
Berikut adalah beberapa tempat wisata sejarah di Surabaya yang wajib kamu kunjungi.
1. Monumen Tugu Pahlawan
Salah satu bangunan bersejarah dan menjadi ikon Kota Surabaya adalah Tugu Pahlawan. Monumen ini sengaja dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 yang terjadi di Surabaya. Pertempuran 10 November 1945 merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah revolusi Indonesia. Secara filosofis, bangunan Tugu Pahlawan melambangkan simbol api perjuangan masyarakat Surabaya yang tidak pernah padam dalam menjaga kemerdekaan RI. Tugu Pahlawan memiliki 10 lengkungan dengan 11 ruas di bagian tiangnya melambangkan tanggal terjadinya peristiwa 10 November.
2. Museum 10 November
Masih satu kawasan dengan Tugu Pahlawan, terdapat bangunan museum 10 November. Museum ini menyimpan sisa peninggalan perjuangan rakyat Surabaya, termasuk transkrip suara ikonik Bung Tomo saat memberi semangat kepada arek Surabaya yang berjuang. Museum ini didirikan pada 10 November 1991 dan diresmikan pada 19 Februari 2000. Dari tampilan Museum 10 November ini berbentuk bangunan yang unik, yakni berbentuk piramida.
3. Jembatan Merah
Kalau ingin napak tilas peristiwa sejarah di Surabaya, pastikan kamu juga mengunjungi Jembatan Merah. Jembatan ini bukan jembatan wisata biasa, karena Jembatan Merah menjadi saksi perjuangan rakyat Surabaya berperang melawan musuh saat peristiwa 10 November 1945. Jembatan Merah berada tepat di atas Kali Mas dan merupakan bangunan penghubung daerah Surabaya bagian timur dan barat yang dibuat pada era Jenderal Daendels. Di jembatan inilah terjadi baku tembak antara arek-arek Surabaya dan tentara Sekutu yang mengakibatkan AWS Mallaby tewas. Di Jembatan Merah kamu juga bisa ambil foto estetik untuk kenang-kenangan.
4. Gedung Internatio
Gedung Internatio dulunya bernama Internationale Crediet-en Handels-Vereeniging. Tempat ini merupakan tempat pengelolaan perdagangan di era kolonial Belanda. Gedung Internatio menjadi ikonik dan memiliki nilai sejarah karena tempat ini pernah menjadi markas tentara sekutu saat awal kedatangannya di Surabaya. Gedung ini juga kemudian jadi lokasi baku tembak dengan rakyat Surabaya pada 30 Oktober 1945. Pertempuran ini menjadi awal peristiwa besar 10 November 1945. Lokasinya berada di Krembangan Selatan, Kota Surabaya, tidak jauh dari Jembatan Merah.
5. Gedung Siola
Selanjutnya kamu bisa mengunjungi Gedung Siola yang juga jadi salah satu saksi sejarah dalam pertempuran 10 November 1945. Bangunan ini awalnya merupakan perusahaan tekstil terkenal milik investor Inggris yang dibangun tahun 1877 silam. Gedung ini sempat diambil alih oleh pihak Jepang dan berganti nama menjadi Toko Chiyoda. Lalu pada 10 November 1945, tepat saat terjadinya pertempuran besar, gedung ini dijadikan sebagai markas pertahanan arek-arek Surabaya. Akhirnya setelah perang berakhir, gedung ini sempat terbengkalai dan pada tahun 1950, Presiden Soekarno menjadikan gedung ini sebagai salah satu aset Pemerintah Kota Surabaya. Kemudian pada tahun 2015, Gedung Siola yang berada di Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya ini resmi ditetapkan menjadi museum di Surabaya.
6. Hotel Majapahit
7. Penjara Kalisosok
Bagaimana ya kalau kita berwisata ke penjara? Wah, jangan panik dulu, karena bangunan penjara ini sudah tidak berfungsi. Penjara Kalisosok adalah bangunan bekas penjara pada zaman kolonial yang terletak di Jalan Kalisosok, Surabaya. Bangunan ini dibangun pada era Gubernur Jenderal Herman Williams Daendels. Penjara ini dulunya digunakan untuk menahan para tawanan militer Belanda yang bersalah dan penduduk asli yang membangkang. Penduduk asli ini dulunya disebut dengan orang Bumiputra pada zaman Hindia Belanda.
Bagaimana ya kalau kita berwisata ke penjara? Wah, jangan panik dulu, karena bangunan penjara ini sudah tidak berfungsi. Penjara Kalisosok adalah bangunan bekas penjara pada zaman kolonial yang terletak di Jalan Kalisosok, Surabaya. Bangunan ini dibangun pada era Gubernur Jenderal Herman Williams Daendels. Penjara ini dulunya digunakan untuk menahan para tawanan militer Belanda yang bersalah dan penduduk asli yang membangkang. Penduduk asli ini dulunya disebut dengan orang Bumiputra pada zaman Hindia Belanda.
@Ragamjatim