Marbinda, Tradisi Perayaan Natal Unik Suku Batak di Sumatera Utara

Ragam Jatim
0
Marbinda, Perayaan Natal Tradisi Unik Suku Batak di Sumatera Utara
Foto - Suku Batak (shutterstock)

Perayaan Natal di Indonesia sangat beragam yang mencerminkan budaya dan tradisi dari setiap daerah. Selain kegiatan ibadah di gereja, perayaan Natal umat Kristiani biasanya identik dengan berkumpul bersama keluarga dan lingkungan sekitar.

Bagi Suku Batak di Sumatera Utara, perayaan Natal menjadi salah satu agenda tahunan yang dinantikan. Natal sudah berbaur menjadi budaya dan tradisi suku Batak sejak dahulu kala. Salah satu tradisi Suku Batak yang sudah berjalan turun-temurun saat merayakan Natal adalah marbinda.

Marbinda dalam bahasa Batak berarti menyembelih hewan bersama-sama. Tradisi marbinda dilakukan atas kesepakatan sekelompok masyarakat yang ingin menyembelih hewan hingga menikmati hidangan bersama. Marbinda biasanya dilakukan di tanggal 24 Desember sehari menjelang puncak perayaan Natal. Selain menyambut hari Natal, ada juga masyarakat yang marbinda di momen menyambut tahun baru.

Hewan yang biasa disembelih saat marbinda adalah hewan berkaki empat seperti babi, kerbau, kuda atau sapi sesuai kesepatakan bersama. Hewan ini dibeli dari dana patungan dari beberapa keluarga yang ada dalam satu lingkungan tempat tinggal atau dalam kumpulan marga yang sama. 

Meski puncak dari tradisi Marbinda dilakukan pada saat perayaan Natal dan tahun baru, kenyataannya persiapan atau pengumpulan dana secara patungan sejak berbulan-bulan sebelumnya, bahkan ditabung sejak awal tahun.

Awalnya masyarakat menentukan dahulu jenis hewan yang akan disembelih, untuk selanjutnya dihitung iuran tiap bulan hari marbinda tiba. Dulu, pembayaran marbinda dibayar dengan padi saat panen, tapi seiring waktu, pembayaran marbinda dihitung dengan uang.

Daging hasil sembilih ini biasanya dibagi menjadi 2 kelompok, Sebagian akan dimasak bersama dan sebagian lagi dibagi dalam bentuk daging mentah. Kegiatan memasak daging bersama-sama ini disebut sebagai marhobas. Saat marhobas, kaum lelaki akan memotong daging, dan perempuan menyediakan bumbu dapur untuk memasak bersama.

Kegitan marbinda dan marhobas akan diakhiri dengan perayaan dan makan bersama. Sewaktu acara juga ada proses ibadah yang dilakukan seperti doa bersama sebagai ucapan syukur kepada Tuhan.

Dengan marbinda, Suku Batak menjaga nilai-nilai kebersamaan, keadilan, saling menghargai dan senasib sepenanggungan. Adil dan saling menghargai karena hewan yang disembelih akan dibagi secara rata kepada setiap anggota, kebersamaan dan gotong royong karena dalam proses menyembelih perwakilan setiap keluarga harus terlibat.

Harus diakui tradisi marbinda sudah mulai terkikis dan semakin jarang dilakukan terutama masyarakat perkotaan. Padahal marbinda menunjukkan semangat kebersamaan dengan daging yang sedikit semua anggota kelompok harus mendapat bagian dan pembiayaan yang ditanggung bersama.

@Ragam Jatim
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top