Strategi utama Presiden Prabowo adalah memberdayakan sektor riil dan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
Pengangguran selalu menjadi tantangan besar bagi perekonomian Indonesia. Meski demikian, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) membawa kabar baik, yakni tingkat pengangguran berhasil turun dari 5,77 persen pada 2022 menjadi 5 persen pada 2023.
Penurunan ini menjadi angin segar di tengah berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi. Namun, pemerintah tidak boleh lengah. Presiden Prabowo Subianto, di awal masa jabatannya, menegaskan bahwa pengurangan pengangguran adalah prioritas utama yang harus terus diupayakan secara konsisten.
Salah satu strategi utama Presiden Prabowo adalah memberdayakan sektor riil dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.
Dengan kontribusi sebesar 60,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan kemampuan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, UMKM memiliki peran strategis dalam menekan angka pengangguran. Untuk mencapai target ambisius penurunan tingkat pengangguran menjadi 3,5 persen pada 2025 dan 2,5 persen pada 2030, pemerintah telah merancang lima strategi kunci.
Pertama, peningkatan investasi di sektor riil, terutama sektor manufaktur, pertanian, dan pariwisata untuk menciptakan lapangan kerja baru yang berkelanjutan.
Kedua, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan vokasional dan pendidikan keterampilan ditingkatkan agar tenaga kerja Indonesia mampu bersaing di pasar kerja global.
Tidak dipungkiri, sektor UMKM merupakan sektor yang diharapkan bisa memikul beban pengangguran. Oleh karena itu, pemerintah mendukung UMKM dengan program pembiayaan yang mudah diakses, pelatihan manajemen, serta bantuan teknis untuk meningkatkan kapasitas dan menciptakan lebih banyak peluang kerja.
Demikian pula dengan percepatan pembangunan infrastruktur akan membuka akses ekonomi di daerah, mendorong pertumbuhan, dan menciptakan lapangan kerja baru, serta peningkatan ekspor dan investasi asing.
Peluang dan Tantangan
Meski terlihat menjanjikan, menekan pengangguran bukan tanpa hambatan. Tantangan utama yang harus dihadapi meliputi:
Keterbatasan sumber daya: baik anggaran maupun tenaga kerja terampil.
Perubahan teknologi: Revolusi digital memerlukan adaptasi cepat dari tenaga kerja tradisional.
Ketidakseimbangan antarsektor: Ketergantungan pada sektor tertentu dapat menghambat pencapaian target.
Namun, di balik tantangan tersebut, peluang besar juga terbuka lebar. Penurunan pengangguran dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kualitas hidup yang lebih baik.
Di tengah upaya mendongkrak UMKM, salah satu masalah besar yang dihadapi sektor ini adalah beban utang. Untuk mengatasi kendala ini, pemerintah telah menyiapkan berbagai solusi.
Pertama, pengampunan utang bagi sektor UMKM yang menghadapi kesulitan keuangan berat. Kedua, perpanjangan waktu pembayaran atau pengurangan bunga.
Ketiga, membantu UMKM melunasi utang dengan dukungan pemerintah. Keempat, membekali pelaku UMKM dengan keterampilan mengelola keuangan, dan terakhir memberikan kredit berbunga rendah dengan syarat mudah terus diperluas. Salah satunya adalah KUR.
Dengan fokus pada pemberdayaan UMKM, pengembangan SDM, dan pembangunan infrastruktur, pemerintah optimistis dapat menurunkan pengangguran secara signifikan.
Namun, keberhasilan program ini memerlukan kolaborasi erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Jika strategi ini diterapkan secara konsisten, sektor UMKM bukan hanya menjadi motor penggerak ekonomi.
Namun, sektor itu bisa menjadi solusi nyata untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan membawa Indonesia menuju perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Semoga.
Copyright @Ragam Jatim