Cerpen Berjudul "Dear Clara Aisha"

Ragam Jatim
0
Cerpen Berjudul "Dear Clara Aisha"

Pagi yang cerah, Clara bersiap-siap pergi ke sekolah dengan semangat menyambut tahun ajaran baru dan saat ini dia sudah kelas 3 SMA Nusa Bangsa. Seperti Biasa Clara selalu diantar bersama pak Anton, sopir pribadinya. Sesampainya di gerbang, sahabat Clara sudah menunggu, namanya Putri, mereka sudah berteman sejak kelas 1 SMP, bahkan sekarang mereka satu SMA.

"Kangen banget....sama Clara, sudah lama gak ketemu," ucap Putri bercanda.

Clara pun balas bercanda, "Aku juga kangen sama tuan Putri cantik jelita hahaha, yuk kita masuk kelas."

Kring, kring, bunyi bel masuk kelas.

Tahun ajaran baru sudah dimulai, para siswa sudah duduk dengan rapi menyambut kedatangan guru. Namun kali ini guru datang membawa siswa baru, namanya Ibra Ramadhan. Ibu guru pun mempersilahkan Ibra memperkenalkan diri. Setelah itu, Ibra pun disuruh untuk duduk di kursi kosong tepatnya di samping Clara.

Ibra adalah cowok yang pintar, kalem, tenang, ditambah wajahnya yang tampan, membuat siswi di dalam kelas meliriknya malu-malu, hanya satu siswi yang tidak peduli atas kehadiran Ibra yaitu Clara. Semua siswi perempuan memperhatikan Ibra, namun mata Ibra hanya tertuju pada Clara. Clara merasa risih dengan tatapan Ibra kepadanya.

***
Kring kring, menandakan jam istirahat kelas, para siswa begitu bahagia. Clara dan Putri pun pergi ke kantin dan seperti biasa mereka berdua makan sambil bercerita, setelah itu mereka pergi menuju kelas. Di dalam perjalanan, tanpa sengaja bola basket meluncur ke bahu kiri Clara.

"Aduuh!!" teriak Clara kesakitan, tiba-tiba Ibra datang dengan wajah khawatir, "Clara maaf, aku gak sengaja, sorry ya."

Ucapan maaf dari Ibra tidak bisa menenangkan Clara, "Eh Ibra, kamu tu anak baru ya, tapi sudah buat ulah, udah sana minggir!" ucap Clara dengan nada tinggi, dan pergi menjauh dari Ibra.

Bel masuk berbunyi, Clara masih memegang bahunya yang masih terasa sakit. Ibra sudah berusaha untuk meminta maaf, namun Clara enggan menanggapinya yang membuat Ibra merasa bersalah.

***
Minggu kedua sekolah, sialnya Clara bangun kesiangan, sehingga tidak sempat untuk sarapan pagi. Clara bergegas berangkat ke sekolah untuk melaksanakan upacara bendera.

"Hampir saja telat," batin Clara. Akibat tidak sempat sarapan, tiba-tiba Clara merasa badannya lemas dan akhirnya pingsan begitu saja. Melihat Clara yang pingsan, tanpa pikir panjang Ibra segera membawanya ke UKS. Ibra terlihat khawatir sekali. Setelah keadaan membaik, Clara bingung kenapa dia berada di UKS.

"Aku dimana sekarang?" tanya Clara bingung.

"Kamu sekarang di UKS, kamu tadi pingsan, untung tadi ada Ibra yang bawa kamu ke UKS," jawab Putri.

Tiba-tiba Ibra datang membawa segelas teh,"Clara minum teh dulu."

Sikap lembut dan tenang dari Ibra membuat Clara mulai ramah kepadanya, "Terima kasih ya Ibra." Mendengar ucapan terima kasih dari Clara, membuat Ibra merasa senang pada saat itu.

Hari ini merupakan hari yang sial bagi Clara, bagaimana tidak, dia bangun kesiangan, hampir telat upacara, pingsan, dan kemudian siang harinya mendapat kabar bahwa sopirnya tidak bisa menjemputnya ke sekolah, dikarenakan mobilnya masuk bengkel. Clara begitu kesal sambil mengomel sendiri.

Tiba-tiba motor Ibra berhenti di samping Clara.

"Tumben kamu belum pulang?" tanya Ibra.

"Iya, aku lagi nunggu taksi," jawab Clara pasrah

"Pulang dengan aku yuk, kan rumah kita searah," ajak Ibra. Selama perjalanan mereka asyik berbicara, tertawa dan bercerita. Sesampainya di rumah, tidak lupa Clara mengucapkan terima kasih kepada Ibra.

"Ibra terima kasih ya. Aku sebelumnya minta maaf sama kamu kemarin sempat marah-marah sama kamu, maaf ya."

"Iya gak apa-apa kok Clara, aku pulang duluan ya."

Ibra pun langsung pulang ke rumah. Sejak saat itu hubungan mereka semakin akrab. Clara tidak perlu lagi diantar jemput sama sopirnya, karena sekarang dia pergi dan pulang sekolah bersama Ibra. Mereka selalu belajar bersama dan membuat PR bersama.

***
Seperti biasa Ibra mengantar Clara pulang sekolah, tiba-tiba Ibra merasa gugup, karena dia akan menyatakan perasaannya kepada Clara.

Mendengar itu, Clara hanya terdiam.

"Gimana Clara?" tanya Ibra yang membuat Clara tersadar dari lamunannya.

"Kita berteman saja Ibra, kita masih anak sekolah, lebih baik kita fokus belajar, kalau memang berjodoh, nanti akan bersatu juga kok," jawab Clara.

***
1 semester berlalu, mereka masih tetap bersama. Pada Minggu sore, Ibra mengajak Clara pergi ke Cafe untuk belajar bersama.

"Clara, aku angkat telpon Ibuku dulu sebentar."

Ibra pun pergi keluar Cafe untuk berbicara hal penting bersama Ibunya. Clara lanjut membuat PR, tiba-tiba ada cowok yang menyapanya.

"Clara!" sapanya dengan antusias.

Clara pun memandang wajah cowok yang memanggilnya, dia terkejut, ternyata yang menyapanya yaitu cinta pertamanya, Alvin

"Kak Alvin apa kabar?" tanya Clara bahagia.

Mereka pun asik berbicara dan nostalgia, kemudian Ibra pun datang. Clara memperkenalkan Alvin kepada Ibra.
Ibra merasa cemburu melihat kedekatan Clara dengan Alvin.

***
2 minggu sejak bertemu dengan Alvin, Clara selalu memikirkan Alvin, benar bahwa kenyataannya Clara belum melupakan masa lalunya. Mereka juga sering telponan, dan bertukar kabar tanpa sepengetahuan Ibra. Hari minggu pagi, tiba-tiba Alvin menghubungi Clara untuk pergi bersamanya sore nanti.

Clara senang sekali saat itu, tapi tiba-tiba dia ingat, bahwa malam nanti Ibra akan datang ke rumahnya untuk membuat PR Matematika. Dengan tidak mempedulikan Ibra, Clara membatalkan janji belajar bersama, dengan alasan dia lagi tidak enak badan, dan menyuruh Ibra untuk tidak datang ke rumahnya.

Mendengar Clara lagi sakit, Ibra berlatih basket dengan lesu bersama timnya. Sore hari sudah tiba, Clara sibuk mencari baju yang cocok untuknya, dia sangat gugup sekali. Tiba-tiba Alvin datang, dengan terpaksa Clara berbohong kepada Mamanya bahwa dia pergi bersama Ibra untuk membuat PR, mendengar hal itu Mamanya mengizinkannya pergi, tanpa melihat dengan siapa anaknya pergi.

***
Setelah latihan basket, Ibra pulang ke rumah, perasaannya tidak enak, dia khawatir dengan Clara yang belum membalas chat darinya. Akhirnya Ibra memutuskan untuk pergi ke rumah Clara.

"Tante, bagaimana keadaan Clara sekarang? Apakah sudah membaik?" tanya Ibra penuh khawatir.

"Loh maksud kamu apa? Clara baik-baik saja kok. Tadi Clara bilang sama Mama kalau dia pergi bersama kamu untuk belajar, trus tadi dia pergi sama siapa?" tanya Mama Clara heran.

***
Hari sudah menunjukkan jam 9 malam, Mama dan Ibra sangat khawatir karena belum ada kabar dari Clara. Mereka sudah menghubunginya namun tidak ada respon dari Clara. Tiba-tiba Papa Clara datang, mendengar putri kesayangannya yang entah dimana membuat Papanya panik sekali.

Kira-kira jam 10 malam, mobil berwarna putih berhenti di depan rumah Clara, Papa Clara sudah bersiap memarahi orang yang mengantar Clara. Dengan penuh amarah Mama Papa Clara memarahi Alvin karena beraninya membawa anak gadisnya pergi keluyuran, dan melarang Alvin untuk bertemu lagi dengan Clara. Ibra hanya terdiam, perasaanya campur aduk setelah dibohongi Clara. Dia menatap Clara dengan penuh kecewa. Ibra pun berpamitan kepada kedua orang tua Clara. Disepanjang malam, Orang tua Clara memarahi dan menasehati Clara. Clara menyesal telah pergi bersama Alvin, dan telah berbohong kepada orang yang menyayanginya.

***
Pagi harinya, Ibra menghampiri Putri untuk bertanya mengenai Alvin. Putri dengan cerianya menceritakan hubungan masa lalu Clara dengan Alvin. Mereka dulu berpacaran, namun orang tua Clara melarang anaknya berpacaran, dan mereka pun putus. Bagi orang tua Clara, berpacaran itu tidak ada gunanya, karena dapat mengganggu fokus belajar.
Alvin pun melanjutkan SMA di Provinsi yang berbeda, dan menghilang dari hidup Clara, namun sekarang dia kuliah di kota yang sama dan kembali hadir di hidup Clara.

Mendengar hal tersebut Ibra hanya terdiam, terpaku, dan membisu.

Di sekolah, Clara berusaha menjelaskan semuanya kepada Ibra. Namun Ibra enggan menanggapi Clara lagi. Sejak saat itu, hubungan mereka sudah seperti orang asing.

***
Ketika Clara dan Putri berjalan-jalan di taman untuk refreshing, mereka melihat Alvin sedang bersama wanita lain. Clara menghampiri Alvin, namun Alvin pura-pura tidak mengenal Clara. Clara memarahi Alvin, dan menagih janji Alvin untuk selalu bersama, dan memperjuangkan cinta mereka. Namun tetap saja itu sia-sia, Alvin pergi meninggalkan Clara.

Clara sangat galau sekali, dia pikir Alvin mencintainya, ternyata Alvin mempermainkan hatinya. Benar kata Mama Papanya, bahwa tidak ada gunanya pacaran, malah membuat sakit hati.

***
Di kamar, Clara menangis bersedih. Dia menyesal telah berbohong kepada Ibra. Dia merasa kehilangan. Clara pun mencoba untuk menghubungi Ibra lagi melalui WA, agar bisa berteman seperti dulu lagi.


Pagi harinya Clara mendapat notif chat Wa dari Ibra berupa puisi yang membuat Clara menyesal dan bersedih

Dear Clara Aisha..

Pertama kali melihatmu
Ku langsung terpikat pesonamu
Terpikat senyum manismu

Clara....
Dulu kita berjanji untuk selalu bersama
Namun kau malah mengingkarinya
Kau pergi bersamanya

Kau lukai hati ini
Hati yang hanya mencintaimu sepenuh hati

Namun untuk kesempatan kedua
Sayangnya itu tak ada dalam hidupku
Perasaan ini sudah hilang dan hambar
Tak seperti dulu lagi

Aku sudah memaafkanmu
Kau masih menjadi temanku
Hanya sebatas teman, tidak lebih dari itu


Penulis: Raya Chantika
Instagram: @kumpulan_kosakatabahasainggris
Copyright @Ragam Jatim
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top