Budidaya Maggot Pemula pasti bisa
Tips jika pemula ingin menggeluti budidaya maggot, melihat larva atau maggot tampak sedikit menjijikkan. faktanya, maggot-maggot ini memiliki sejuta manfaat, di bawah ini cara budidaya maggot secara lengkap sampai bisa dipanen, pemula bisa melakukan budidaya Maggot dengan cara yang sederhana.
Untuk mulai budidaya maggot, tentunya harus memiliki indukan lalat BSF terlebih dahulu. Saat ini sudah banyak tersedia pelaku usaha BSF yang menjual telurnya secara daring (online).
Telur BSF ini kemudian ditetaskan pada media hatchery dengan pemberian media pakan yang sifatnya lembut dan mudah ditembus oleh maggot kecil, seperti buah-buahan, ampas tahu, atau ampas kelapa. Adapun formulanya 3 gram telur kurang lebih 5 kg pakan basah per wadah. Pakan hanya diberikan sekali saja tanpa penambahan pakan, kecuali untuk daerah panas harus memberi air tambahan setelah beberapa hari apabila pakan mulai mengering.
Pada fase ini, lalat jenis lain, terutama lalat rumah dan lalat hijau, akan berusaha untuk bertelur dan merebut makanan maggot BSF. Perkembangan maggot lalat hijau dan lalat rumah lebih cepat dari BSF, sehingga harus diberi perlindungan agar media pakan hatchery tidak dipenuhi oleh lalat lain.
Paling penting adalah telur tidak boleh diletakkan langsung di atas media organik karena kelembaban media bisa membuat telur rusak dan mati. Untuk itu diperlukan penampang untuk telur yang terbuat dari bahan kawat dan kasa nyamuk atau kain atau kain lain dengan pori-pori lain dengan pori-pori ukuran.
Anakan maggot akan hidup dalam wadah hatchery selama 5 s/d 7 hari, dihitung setelah telur menetas. Setelah ukuran mencapai ukuran 3-4cm, maka maggot sudah siap untuk dipindah ke dalam reactor/biopon.
Reaktor, atau biopond, adalah tempat larva maggot akan menghabiskan sampah organik. Dalam mengolah sampah organik sejenis rumah tangga, harus disadari bahwa sampah organik tersebut mengandung 70-80% air, sehingga pengolahan sampah harus mempertimbangkan teknik manajemen air jemen air dalam reactor.
Biopon bisa berupa lantai yang memiliki sistem drainase dengan mengalirkan cairan yang dihasilkan oleh maggot ke lokasi yang lain untuk dimanfaatkan cairannya. Aktivitas dalam reaktor hanya memberi media pakan kepada maggot setiap hari. Maggot tidak menyukai cahaya, sehingga harus diberi tutup tambahan apabila reaktor terlalu terang.
Maggot juga sensitif terhadap suhu terutama jika lebih dingin dari 24 derajat celcius, sehingga kemampuan maggot untuk makan akan berkurang, dan apabila lebih panas dari 34 derajat celcius, maggot akan terus berjalan berusaha mencari tempat yang lebih sejuk.
Sampah diharuskan tidak terlalu hancur dan lunak seperti bubur untuk diberikan kepada maggot, karena akan menyulitkan maggot untuk bergerak dan bernafas dalam media. Kesalahan ini cukup umum di kalangan peternak maggot dalam memberikan pakan yang terlalu halus.
Berikut langkah persiapan budidaya maggot
1. Membuat Kandang Lalat
Tahap pertama adalah menyiapkan kandang lalat BSF untuk tempat lalat bertelur. Ukuran kandang sebesar 3 x 2 meter sudah cukup untuk memulai budidaya. Kandang ini nantinya dapat menampung hingga puluhan ribu larva.
Kandang lalat BSF bisa dibuat dari bambu, kayu, atau bahan lainnya lalu diselimuti dengan jaring. Kemudian, detikers bisa membeli pupa yang kemudian akan berkembang menjadi lalat BSF dan bertelur.
2. Menyiapkan Tempat Penetasan Telur
Langkah kedua adalah mempersiapkan kotak penetasan telur lalat BSF. Selain bisa membuat secara mandiri dari bahan kardus atau kotak plastik, detikers juga dapat memanfaatkan ember atau wadah yang sudah jadi.
Setelah tempat penetasan telur lalat BSF siap, masukkan telur lalat BSF dan tunggu hingga menetas. Menurut uraian dalam situs Institut Teknologi Bandung, telur BSF akan menetas setelah 3-4 hari.
Usia menetas, biarkan larva BSF hidup di wadah penetasan selama 5 sampai dengan 7 hari. Ketika panjang maggot kira-kira 3-4 sentimeter, pindahkan ke biopond atau reaktor untuk tahap pembesaran.
3. Memindahkan Larva Lalat BSF ke Biopond
Biopond adalah media pembesaran larva yang dapat terbuat dari kayu atau bak plastik. Kamu bisa membuatnya dengan bentuk kotak atau disesuaikan dengan kebutuhan, lalu diisi tanah. Selain itu, biopond untuk maggot juga bisa berbentuk lantai dengan sistem drainase.
Perlu dicatat, bahwasanya maggot sensitif terhadap suhu dan cahaya. Oleh karena itu, bila terlalu terang, reaktor perlu diberi tambahan penutup. Adapun suhu yang ideal untuk budidaya maggot adalah antara 24°C sampai 30°C.
4. Memberi Makan Maggot BSF
Pakan yang bisa diberikan untuk maggot BSF adalah sampah organik rumah tangga berupa sisa makanan. Sebelum ditaburkan di biopond, pakan dapat dicacah, dihaluskan, atau dibiarkan apa adanya.
Menurut informasi dari buku Bedah Detail Prospek Pembesaran Maggot oleh Ajrhee W, pakan hanya diberikan sekali saja dalam sehari. Pastikan bahwa makanan maggot tidak terlalu basah agar bau tak sedap bisa dihindari.
5. Panen
Terdapat dua cara untuk panen, dibedakan dari umur maggotnya, yaitu panen saat maggot atau saat prepupa. Panen prepupa akan terjadi otomatis, dan saat ini pasar yang sudah terbentuk sekarang adalah pasar maggot kering, sehingga harus dipanen saat maggot umur 15-20 hari.
Maggot dapat dipanen menggunakan cangkul, dan diletakkan dalam keranjang industri untuk dibawa ke mesin ayak. Walaupun maggot terliha rapuh, tetapi dia kuat dimasukkan dalam mesin ayak dan tidak akan mati dalam proses pengayakan ini.
Untuk pengiriman maggot jarak dekat, dengan lama perjalanan 2-3 jam, maggot dapat di kemas dalam karung yang terbuat dari jaring. Jaring dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm dapat memuat maggot hidup lebih dari 40 kg.
Pengiriman dengan jumlah besar, dan waktu tempuh perjalanan lebih dari 3 jam tidak disarankan untuk maggot hidup. Untuk jarak jauh di jauh disarankan maggot dikeringkan atau dibekukan terlebih dahulu.
Nutrisi Maggot sebagai Pakan Ternak
Dirujuk dari buku Beternak Maggot BSF: Tanpa Becek, Tanpa Bau & Lahan Terbatas oleh Tim BSF Indonesia Raya, maggot dewasa yang akan memasuki stadium prepupa/pupa sangat baik dimanfaatkan sebagai pakan ternak, baik ayam, bebek, lele, burung ocehan, hingga reptil piaraan.
Bukan tanpa alasan, maggot memiliki kandungan protein tinggi yang dibutuhkan hewan ternak untuk tumbuh kembang. Selain itu, sifat protein maggot yang mudah dicerna menjadi alasan lain.
Diambil dari laman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, berikut ini kandungan nutrisi maggot:
- Protein kasar: 43,2%
- Lemak kasar:28,0%
- Methionine: 0,83%
- Lysine: 2,21%
- Leucine: 2,61%
- Histidine: 0,96%
- Phenilalanine: 1,49%
- Valine: 2,23%
- I-Arginine: 1,77%
- Threonine: 1,41%
- Tryptophan: 0,59%
- Fosfor: 0,88%
- Kalium: 1,16%
- Kalsium: 5,36%
- Magnesium: 0,44%
- Mangan: 348 ppm
- Zat besi: 776 ppm
- Zincum: 271 ppm
- Abu: 16,6%