Labuh Laut dan Larung Sesaji, Eksotisme Budaya Leluhur di Pantai Popoh
![]() |
Foto: Labuh Laut Larung Sesaji doc.RestuAndara99 |
Ragamjatim.id - Labuh Laut adalah sebuah ritual adat yang diselenggarakan oleh komunitas pesisir Popoh sebagai ungkapan rasa terima kasih atas hasil tangkapan ikan yang melimpah serta keselamatan para pelaut di Teluk Popoh.
Tradisi di Teluk Popoh, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung ini dimulai dengan arak-arakan berbagai sesaji yang dimasukkan ke dalam replika perahu nelayan untuk dibawa ke pelabuhan.
Setelah itu, para nelayan dan tokoh setempat mengadakan kenduri atau selamatan bersama di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Popoh.
Pelaksanaan Labuh Sembonyo di Pantai Popoh telah berlangsung secara turun-temurun, dihadiri oleh ratusan nelayan lokal, Bupati Tulungagung, dan pejabat pemerintah lainnya, menegaskan komitmennya terhadap warisan nenek moyang.
Acara ini bukan hanya sekadar upacara adat, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang menjaga kesakralan ritual Labuh Laut.
Sejarah dan Asal Usul Labuh Laut dan Larung Sesaji
Labuh Laut di Pantai Popoh memiliki nilai sejarah yang mendalam. Desa ini telah menjadi pusat kegiatan pesisir selama berabad-abad, menjadi lokasi pertemuan dan perdagangan antara komunitas pesisir yang berbeda. Labuh Laut juga merupakan tempat penting bagi para perajin lokal yang menciptakan barang-barang yang unik dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring berjalannya waktu, Labuh Laut terus melestarikan warisan budaya mereka dengan merawat tradisi dan memperbaharui praktik-praktik yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Hal ini menjadikan Labuh Laut sebagai contoh yang menginspirasi bagi masyarakat pesisir lainnya dalam menjaga dan menghargai warisan mereka.
Tradisi Labuh Laut dan Larung Sesaji memiliki akar yang dalam dalam budaya Jawa, khususnya di Popoh Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia. Kedua upacara ini merupakan wujud syukur kepada laut dan dewa-dewi atas keselamatan dan kemakmuran.(*)